Beranda > Uncategorized > Pendahuluan

Pendahuluan

Suatu perjalanan, biasanya ada suatu tujuan yang hendak didatangi. Begitu pula dengan perjalanan hidup kita di dunia yang fana semestinya ada suatu yang dituju (tujuan hidup) hingga kita sampai ke sana.

Seorang murid yang dimaksud di sini adalah seorang yang berkehendak bertemu dengan Sang Pencipta, Tuhannya Yang Kekal Abadi. Maka, bagi seorang murid semestinyalah mengupayakan suatu perjalanan hidup untuk kembali hingga sampai kepada Tuhannya dengan selamat dan rasa bahagia. Hanya inilah yang menjadi cita-cita hidupnya. Lain tidak!

Suatu perjalanan hidup menempuh jalan yang lurus (shirathal-mustaqim) . Yaitu, jalan yang langsung menuju kepada Tuhan. Setelah Tuhan tidak ada yang lainnya. Dia-lah Yang Maha Akhir! Inilah satu-satunya jalan keselamatan.

Berkaitan dengan ini, dalam kitab Syarh Nahjul-Balaghah karya Ibn Abil-Hadid, muj. VI, juz 11, hlm 65-66, Imam ‘Ali menyatakan, “Berbahagialah bagi orang yang hatinya selamat, mengikuti orang yang memberi petunjuk dan menjauhkan diri dari orang yang menyesatkannya; dia memperoleh jalan keselamatan dengan mencurahkan perhatian kepada orang yang menunjukkannya (kepada keberadaan Tuhannya hingga yakin)  dan mentaati perintah orang yang memberikan petunjuk (itu) sebelum pintu-pintunya tertutup dan memutus penyebab-penyebab yang merusak ketaatan serta membuka pintu taubat (makna taubat adalah kembali kepada keberadaan-Nya Yang al-Haqq, Mutlak WujudNya). Dengan demikian, dia telah menegakkan langkah di atas jalan (keselamatan) dan memperoleh hidayah (dari Tuhannya) di jalan yang terang.”

Pernyataan Imam ‘Ali di atas menegaskan betapa pentingnya bagi seorang murid untuk mengikuti seorang Guru yang menjadi panutan (uswatun hasanah). Imam al-Ghazali dalam kitab Ihya ‘Ulumuddin-nya menegaskan pula, “Begitu halnya seseorang yang berkehendak bertemu Tuhannya (disebut murid) membutuhkan seorang syekh (guru) sang penunjuk yang membimbingnya pada shirathal-mustaqim. Sebab, jalan keagamaan ternyata begitu samar-samar, dan jalan syaitan begitu beraneka. Barangsiapa yang tidak mempunyai sang penunjuk yang menjadi panutannya, dia akan dibimbing syaitan ke arah jalannya.”

Kategori:Uncategorized
  1. Belum ada komentar.
  1. No trackbacks yet.

Tinggalkan komentar